Hidup Bahagia Dengan Filosofi Stoic.
Gimana sih hidup bahagia itu?
Gimana cara mengatasi kejadian buruk/negatif di kehidupan ini?
Gimana caranya biar ga terlalu kepikiran sama hal negatif yang bakalan kita temui?
Oke... Mohon di baca baik-baik, pelan-pelan, dan dipahami dengan benar.
Stoikisme, atau Stoic (Stoicism) juga disebut Stoa (bahasa Yunani: Στοά)
Stoa adalah nama sebuah aliran atau mazhab Filsafat Yunani Kuno
yang didirikan di kota Athena, Yunani, oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 Sebelum Masehih.
Filosofi Stoic ini mengajarkan kita harus hidup pasrah atau tawakal menerima keadaannya di dunia.
tanpa membuat kita merasa rugi atau di rugikan oleh suatu kejadian atau hal yang menimpa kita.
sehingga bisa membuat hati kita tenang, dan lega, dalam menerima hal apapun yg terjadi.
Sikap tersebut merupakan cerminan dari kemampuan nalar manusia, bahkan kemampuan tertinggi dari semua hal.
Stoic adalah filsafat terkuat dan terlama yang dapat diterima ketimbang filsafat lainnya.
Stoic adalah cara hidup yang menekankan dimensi internal manusia, seorang Stoik dapat hidup bahagia ketika ia tidak terpengaruh oleh hal-hal di luar dirinya.
Para filsuf Stoic memandang kebahagiaan itu bukan untuk dikejar.
Mereka lebih berfokus bagaimana kita bisa mengurangi emosi-emosi negatif seperti marah, stres, sedih dan galau.
Bagi mereka, emosi negatif itu bisa diobati dengan filosofi.
Berikut ini adalah filosofi Stoic yang bisa kamu terapkan dalam hidup agar bisa meraih kebahagiaan.
1. Bahagia itu adalah tentang berfokus pada hal-hal yang berada di bawah kendali kita sendiri
Hidup ini terdiri dari dua hal, sesuatu yang di bawah kendali kita dan hal-hal yang di luar kendali diri kita.
Sayangnya, hal-hal yang di bawah kendali kita itu sangatlah sedikit seperti pikiran, pertimbangan, perkataan dan cara bersikap.
Sisanya, diluar kendali diri kita.
Bahkan kekayaan, kesehatan dan reputasi kita pun tidaklah berada dalam kendali diri kita sendiri.
Menurut filsafat Stoicisme, segala perasaan negatif kita seperti marah, bete, galau dan emosi negatif lainnya
itu karena kita menggantungkan kebahagiaan dengan hal-hal di luar kendali kita.
Sebaliknya, bahagia itu seharusnya disandarkan dengan sesuatu yang di bawah kendali kita.
Artinya, kita itu sebenarnya merasa kecewa dan sedih bukan karena peristiwa yang menimpa,
tetapi karena opini dan pikiran kita tentang peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, mengelola pikiran adalah kunci kebahagiaan dalam filosofi Stoic ini.
2. Kita adalah bagian dari semesta, maka hidup harmonislah dengan alam
Manusia merupakan bagian dari semesta yang luas ini, namun kita memiliki keunggulan dengan akal yang kita miliki.
Tetapi untuk meraih kebahagiaan, kita juga harus hidup selaras dengan alam dengan memperlakukannya dengan baik.
Jika tidak, alam akan marah dengan lahirnya bencana yang akan sangat merugikan dan menghancurkan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, tindakan-tindakan sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak alam adalah hal yang sangat penting dalam hidup ini.
3. Berbahagialah dengan kata hatimu, bukan dengan perkataan orang lain.
Bahagia adalah tentang menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri, bukan berdasarkan apa yang orang lain katakan.
Menurut Marcus Aurelius, yang merupakan salah satu filsuf Stoic termashur,
apa yang kita dengar itu hanyalah opini, bukan kebenaran, dan apa yang kita lihat adalah perspektif, bukan fakta.
Artinya, orang lain sebenarnya tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya membuat kita bahagia.
Berhentilah terlalu khawatir dengan perkataan orang lain dan mulailah mendengarkan hatimu karena ia lebih tau yang terbaik untukmu.
4. Tidak memperumit suatu masalah, atau terlalu memperparah masalah.
Prinsip lainnya yang dipegang oleh aliran filsafat stoic adalah mengutamakan menyederhanakan suatu masalah.
atau tidak terlalu memikirkan suatu masalah, meskipun masalah itu pasti kita pikirkan.
karena Memperumit suatu masalah adalah sumber penderitaan.
Prinsip ini perlu kita terapkan dalam kehidupan di zaman sekarang ini,
dimana banyak orang lebih sering berdebat tentang sebuah kebaikan.
Namun pada akhirnya, kebaikan yang mereka perbincangkan justru hanya menjadi wacana saja.
Sederhanakan saja. Jangan tunggu orang lain untuk melakukan kebaikan, tapi mulailah dari dirimu.
5. Menjadikan syukur sebagai kunci kebahagiaan
Cara pandang terakhir dari filosofi Stoic yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah rasa syukur dengan berbagai hal yang menimpamu, entah itu hal baik ataupun buruk.
Dalam filosofi Stoic, semua yang telah terjadi itu sudah ada yang mengaturnya.
Maka, tugas kita adalah menerimanya dengan rasa ikhlas dan tetap bersyukur dengan apa yang telah dimiliki.
Hal ini memang tidak mudah, tapi saat kamu bisa melakukannya maka bahagia akan datang dalam hidupmu.
Oke, saya berikan contohnya :
MISALKAN, kita menyukai seseorang dan menyayanginya, sehingga kita ingin hidup dengan dia.
lalu apa yang akan kita lakukan?
ya tentu saja berterus terang dengan dia, bahwa kita menyukai dia. (point 1)
entah apapun respon dari dia, ya kita mau ga mau harus menerima,
jika kita tidak menerima respon atau balasan dari dia, ya yaudah. berarti kita tidak di takdirkan hidup dengan dia.
dan jika kita di takdirkan hidup dengan dia, pasti Tuhan akan mempersatukan kita dengan dia, cepat ataupun lambat.
dan jika hati kita tetap tidak bisa menerima keputusan dia ataupun respon dari dia,
kita harus memikirkan jalan keluarnya supaya hati kita tenang dalam menerima hal yang sekiranya membuat kita kecewa.
Seperti apa ? dan bagaimana caranya ?
Begini, sebelum kita melakukan apa yang harus kita lakukan di Point 1 (baca Point 1)
kita harus memikirkan dulu apa yang akan kita lakukan jika kita menerima hasil yang mengecewakan.
begini, anggap aja kita mau mengatakan cinta sama seseorang. dan kita pengen di terima olehnya.
jadi kita hanya memikirkan hal seperti:
"Gimana kalo gue di tolak, dan apa yang bakalan gue lakuin ketika gue dapet penolakan?"
jawabannya adalah :
berfikirlah hasil negatif dulu, maksudnya gimana ? berfikir saja bahwa kita bakalan dapet penolakan dari dia.
jangan berfikir positif dulu, bahwa kita bakalan di terima olehnya, jangan. karna itu di luar kendali kita.
berfikirlah bahwa kita dapet hasil negatif dulu.
nah kalo udah di tolak terus ngapain lagi ?
ya yaudah, kalo kita di tolak ya di terima aja, itu udah di luar kendali kita, iyakan? ngapain kita terlalu mikirin ga ada untungnya.
toh kita kan ga akan rugi dapet penolakan dari dia, cuman rasa kecewa doang kan? ya yaudah gausah terlalu di pikirin.
mungkin bukan jodoh yakan? masih banyak orang lain yang bisa hidup sama kita kok, manusia bukan cuman dia doang.
woles aja, enjoy aja, kalem...
tapi bagaimana jika hasilnya adalah positif ? yang buat kita seneng ? nah itu adalah BONUS !
sebelumnya kita mikir bahwa kita bakalan dapet penolakan yakan?
tapi ternyata akhirnya kita dapet hasil yang baik, dan membuat kita senang serta bahagia yakan?
intinya, kita pikirin hasil negatif nya dulu, dan apa yang harus kita lakuin ketika dapet hasil negatif.
tapi jangan lupa untuk berusaha dulu sebelum melakukan point 1 demi mendapatkan hasil yang baik (positif),
dan berfikir hasil negatif dulu sebelum hasil positif.
nah , intinya kita mikirin hal-hal yang membuat kita senang, sebelum mendapatkan hasil yang membuat kita tidak senang.
dan dengan begitu hati kita bakalan terus merasa senang dan tenang, dalam menerima hal negatif apapun itu.
entah penolakan cinta, penolakan kerja, dan apapun itu kejadian yang membuat kita kecewa dan depresi lainnya.
Itulah pandangan hidup filsafat Stoic
yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar lebih bahagia.
0 Komentar